Rabu, 25 April 2012

Guru Adalah Kehidupan: Masalah-masalah Belajar Siswa

Guru Adalah Kehidupan: Masalah-masalah Belajar Siswa:  Selamat datang masalah. Hihihi… masalah kok disambut? Ada gitu yang yang suka menyambut masalah. Misalkan masalah menjelma menja...

Masalah-masalah Belajar Siswa

 Selamat datang masalah. Hihihi… masalah kok disambut? Ada gitu yang yang suka menyambut masalah. Misalkan masalah menjelma menjadi orang lalu kita bilang,

“Hai masalah lama gak ketemu? Apa kabar?”

“Wah lama ga ketemu sama kamu mas alah?”
??? sebentar nyang ntu mah bukan nanya masalah tapi nanya sama si alah. Cuma pake embel-embel mas. Kumaha???

Oh iya sori, tapi sengaja seh sebenarnya. :D

Bailak pembaca… eh tuh kan salah ketik mulu. Ini juga masalah saya ternyata. Oke kita ulang, Baiklah para pembaca saat ini jam di laptop saya menujukan tanda tanda mau hujan???

Ngaco! Serius ngapa. Nambah masalah mulu deh.

Sori-sori-sori, saya lagi galau…. Ada masalah. Tuh kan ketemu lagi sama masalah. Ternyata memang hidup kita penuh dengan masalah. Ada saja yang membuat saya, atau pembaca merasa ada hal yang mengganjal. Ya… itu masalah.

Nah siswa juga menjadi masalah bagi gurunya. Guru menjadi masalah bagi muridnya. Murid dan guru menjadi sumber masalah. Jadi semuanya pembuat masalah ya… hehehehe….

Hm… kadang sih murid menjadi masalah bagi gurunya. Ada saja ulah murid yang membuat guru kelimpungan. Entah malas belajar kah, terlambat datang sekolah, gak disiplin de el el deh pokoknya. Tapi si murid menjadikan hal itu sebagai masalahnya.

“Kenapa sih pak ini gak boleh itu ga boleh. Lalu bolehnya apa?”

“Kenapa sih pak guru selalu ngomel mulu padahal kan kita sedang berusaha dengan sebaik mungkin.”

“Kenapa sih harus ada aturan?”

“Kenapa gak boleh manjangin rambut. Kan sekarang lagi ngetren gaya kayak gini, gak gaul, pak?!”

Duh…duh…duh ternyata ada missunderstanding kita harus segera mencari penyebab munculnya Missunderstanding itu. Lets cekidot

MISS 1

Miss pertama yang selalu murid alami adalah saat murid tidak memahami petunjuk yang diberikan guru. Penyebabnya banyak, mulai dari gak suka pelajaran, gak suka gurunya dan yang lebih parah gak suka keduanya.

Berapakah yang menyukai keduanya?

“Aduh pak kita sedang membicarakan kendala. Bukan pelajaran himpunan. Gimana seh?”

“Oh maaf pembaca saya hilap. Hapunten pisan nya.” ^_^

Ya masalah yang mendasar adalah berkaitan dengan intruksi guru yang kadang disalah artikan oleh siswa. Kadang siswa selalu terburu-buru menyimpulkan suatu perintah tanpa mau tahu, mungkin ada hal yang ingin disampaikan kepada murid tersebut.

“Tapi kan pak lebih enak kalo diucapkan langsung aja. Ga usah ada rahasia diantara kita. Eaaa….”

“Yap! Bisa saja. Tapi bukan seperti itu juga kaleee….”

“Lantas?”

“Gini guru memberikan tugas secara tidak langsung adalah agar si murid bisa berpikir sebelum bertindak. Kadang pula untuk menguji pemahaman siswa. Atau bisa jadi memang sedang tidak nyambung.”

“Nah pak kalo kebenaran sedang tidak nyambung bagaimana?”

“Ketidak nyambungan itu kan ada tandanya. Misalkan gurunya sedang marah dengan kita jadi beliau agak gak nyambung saat memberikan penjelasan karena terpengaruhi marahnya itu.”

“Hm… seperti itu ya pak”

“Yap!”

Pembaca sekarang nih para murid selalu saja kritis dalam hal yang menurut mereka kurang begitu adil. Jadi mereka akan banyak bertanya hal-hal yang seperti tadi. Akan tetapi potensi kritis ini agak keluru porsinya. Mengkritisi guru atau sekolah memang boleh saja. Namun kritis terhadap pelajaran harus mendapatkan porsi yang banyak. karena selain kita peka terhadap pelajaran kita kita bisa paham apa yang kita ketahui dan menjadi tolak ukur kecerdasan kita akan pelajaran tersebut.

MISS 2

Miss yang selanjutnya ada pada hal pembelajaran. Kita mengenal adanya tugas. Pe-er, makalah, kliping de-el-el yang menurut siswa suatu kekangan dan penjara yang hitam dan pekat. Tidak ada jalan keluar untuk hal ini. Siswa merasa terancam jiwanya. Mereka meringis sakit dengan semua hal ini. Kemudian….

“Lebay pak!”

“Iya terlalu mendramatisir.”

“Oh ya??? Sorilah kalo begitu.”

Baik pembaca saya agak berlebihan :D. masalah yang satu ini mesti ada kesepakan antara guru dan murid. Kadang kala baik dimata murid tak baik di mata guru. Baik dimata guru namun murid merasa diperlakukan tidak adil.

Mari kita luruskan permasalahan ini.

Tugas adalah hal yang mengindikasikan pemahaman siswa. Semakin siswa cermat dalam mengerjakan tugas makan bisa di nilai siswa tersebut memahami pelajaran yang di berikan oleh guru.

“Pak, tapi jiwa seharian itu tugas melulu bosen pak. Math tugas dengan seabgreg rumus. Trus Fisika dengan teori yang njilmet. Belum lagi bahasa Indonesia tentang membuat karangan. De-el-el pokonya pak. Mumet dan bikin pusing.”

“Eits jangan salah ketika kita pusing saat itu otak kita sedang merespon apa yang belum kita kuasai.”

“Eh si Bapak ada aje deh!”

“Beneran lho, saat kita belum bisa memang akan membuat otak berpikir(pusing), saat itu otak sedang membuat jalan-jalannya informasi sehingga saat kita menghadapi permasalah itu lagi otak kita sudah bisa merespon apa yang tepat untuk menyelsaikan permasalahn yang kita hadapi.”

“hm…”

Pembaca yang budiman, tugas adalah hal yang tidak terpisahkan dari pelajaran. Tugas merupakan indicator pemahaman kita.

Adapun Pe-er sebenarnya hanya untuk membuat siswa rajin berlatih. Merangsang keingintahuan dan membantu mereka memahami apa yang kurang mereka pahami. Bukan keharusan seorang guru memberikan pe-er. Tapi kadang kala memang pe-er dibutuhkan. Sebab, pertemuan disekolah sangatlah singkat maka seharusnya siswa lebih bereksplorasi dirumah dengan waktu yang banyak.

“Et dah pak! Di rumah mah bukan untuk belajar. Buat istirahat.”

“Yeee…. Itu mah males aja bikin pe-er.”

“Iya sih pak, habis ga ngerti!”



“Kenapa bilang begitu? Belum dicobakan?”

“Belum seh, tapi tetep ga bisa waktu dulu saya ngerjain pusing sendiri.”

“Masa? Kamunya nyobanya berapa kali?”

“Sekali doang.”

“Yeee ya iyalah makanya ga bisa. Pe-er itu ketika dikerjakan kita harus baca secara cermat petunjuknya. Cari apa masalah yang harus dijawab. Apa yang hilang dari komponen masalah tersebut.”

“Ih rumit bangets pak!!”

“gak kok. Intinya kita gali soal tersebut apa masalahnya.”

“Itu doing?”

“Yap!”

“Baiklah saya coba pak.”

“Bah gitu dong, semangat belajar.”

“Oke deh pak J

MISS 3

Ketidaknyambungan selanjutnya adalah saat siswa menganggap pelajarn susah. Sebenarnya pelajaran itu tidak susah. Hanya saja otak kita tidak menyetujui dan tidak menerima pelajaran saat pelajaran tersebut berlangsung. Siswa yng tidak menyukai pelajaran tertentu secara tidak sengaja memerintahkan otaknya khususnya limbic, untuk menutup. Sehingga otak tidak bisa merespon apa yang disampaikan oleh guru.

“Masa sih pa?”

“He-eh.”

“Kok bisa, simak deh copasan dari tetangga sebelah ini”

Adalah sistem limbik dan bagian lain di tengah otak yang masih sangat misterius. Wilayah ini bertanggung jawab terhadap fungsi luhur yang sangat erat terkait dengan emosi seseorang. Sikap jujur, adil, pemaaf, mencintai, membenci, sedih, gembira, dan menderita diatur mekanismenya di wilayah bagian tengah otak ini. Termasuk di dalamnya adalah amygdala sebagai pusat ingatan emosi

Pernah ingat bagaimana guru sd menjelaskan sesuatu sampai kita paham benar. Hapal benar raut mukanya? Nah semua itu berkat kerja system limbic. So berusaha untuk menyukai hal apapun yang berhubungan dengan pelajaran. Tetap semangat.


Miss-miss di atas hanya sebagian kecil saja yang yang sering terjadi di sekitar kita. Apapun masalahnya. Mari kita sambut masalah. Sebab dengan masalah waktu sd kini saat kita smp masalah sd gampang bangets. Begitupun seterusnya saat kita sma masalah smp terlihat seperti sesuatu hal yang cemen. Oke tetap semangat belajar.

Kamis, 12 April 2012

Selingan saat Sibuk

assalamu'alaikum...
pagi semua ^_^ sudah lama rasanya saya tidak menulis lagi. maklum saya sedang sibuk akhir-akhir ini.

Gimana kabarnya pembaca? apakah sudah semangat? gimana matematikanya sudah ada perkembangan.

hm... nomong-ngomong tentang matematika, dua bulan terakhir saya disibukan dengan tugas yang berhubungan dengan matematika. Mulai dari bedah SKL untuk kelas 9 yang tanggal 23 April nanti bersiap UN (Moga Lulus dan Berhasil ya.... Amiiinn). Persiapan ulangan harian, MID semester. Remedial. Modul UN dan sebagainya. agak ketetran juga sih. tapi tetep semangat memberikan yang terbaikbagi orang lain. 

Disela-sela kesibukan itu ga ada waktu untukmposting tulisan. Jangankan memulai untuk menulis. Medekati notebook saja agak males. Maklum pekerjaan yang tadi saya sebutkan diatas kan adanya di notebook jadi kalo agak males dan kebetulan sedang lapar saya tinggalkan notebooknya sendiri. Sembari berdoa supaya notebook itu bisa menyelesaikan sisa pekerjaan saya :D tapi ternyata... notebook itu males nulis kalo bukan saya yang mengarakan tiap hurufnya agar tertulis dilayar (Gubrag!!! lagi error).

Tapi ada hal yang paling moment yang menyenangkan ketika sibuk. Beneran kalo semisalnya saya lebih fokus dan tidak mempedulikan semua itu saya akan merasa menyesal seumur hidup.

Menyenangkan 1

Disaat saya sedang sibuk-sibuknya ada saja hal yang membuat saya refresh. kelucuan di kelas, entahlah semenjak saat itu saya berpikir, apakah metode mengajar saya cukup jadul sehingga menimbulkan miskomunikasi. oke mungkin pembaca bisa membantu saya menilai kejadian ini.

suatu pagi di kelas yang sangat kacau riang. saya mengajar dengan penuh semangat. Materi harus tuntas sebelum MID semester menjelang. saya harus membuat anak-anak mengerti dengan materi yang saya sampaikan.

Tersuratlah dalam kalimat takdir, bahwa pagi itu saya harus berpikir ulang untuk mempertahankan sebuah pertanyaan. saya menjadi bingung dimana letak salahnya? apakah berada pada diri saya? atau pada murid tersebut. saat itu saya sengan mengajar dengan bahasan sudut dan garis. saya membahas sudut saat itu. saya mengajukan pertanyaan pasa seorang anak yang saya rasa dia belum paham. saya tanya apakah memang belum paham. dia menjawab iya. baik, saat itu saya jelaskan dengan bahasa yang saya rasa mudah untuk dimengerti. sebut saja namanya bunga.... eh ini cowok jadi jangan bunga. bunga mah untuk cewek kali.

jadi siapa namanya? saya sebut saja Fulan

"Fulan... simak kata-kata bapak ya"

"Baik pak!"

"Satu jam berapa menit?"

"60menit pak!" jawabnya semangat

"Kalo satu menit berapa detik?"

"60 detik pak!"

"Bagus! sekarang kan kalo satu jam 60 menit. nah kalo setengah jam berpa menit?"

"Apaan pak pak?" 

"???..."

see... dari sini saya menangkap sebuah keganjilan. saya ulangi lagi pertanyaannya.

"Hmm... Fulan dengerin ya baik-baik. perhatikan apa yang bapak katakan"

"Iya pak..."

"Satu jam berapa menit?"

"60menit pak!" jawabnya semangat

"Kalo satu menit berapa detik?"

"60 detik pak!"

"Bagus! sekarang kan kalo satu jam 60 menit. nah kalo setengah jam berpa menit?"

"Apaan pak pak?"

again... saya mulai gusar. saya pikir pertanyaannya wajar saja. kenapa mulai ga mudeng ya. sementara anak-anak yang lain tertawa.

"Ah itu sih gampang pak, saya saja" kata anak sebelah kiri.

"Iya pak. saya aja..." kata anak sebelah kanan.


"Saya aja pak!"


"Saya aja deh!"


kacau riuh dan rame sebenarnya saya gak suka. berarti semua anak menanggapi dengan baik. tapi, ada apa dengan muuu... lho..lho..lho... kok jadi nyanyi lagunya peterpan. maaf pembaca saya lagi galau memikirkan anak yang tadi. 


nah para pembaca yang budiman, adakah yang salah dengan pertanyaan saya? adakah keganjilan disana? oke memang saya kalo ngajar errror unik. saking uniknya saya nulis error triplel r jiaaah.. tapi tenang saya sudah mencoretnya kok.

oke fokus lagi. saya kadang mengajar dengan penuh teriakan semangat. supaya anak-anak tidak tidur. ada yang salah dengan kasus saya tadi?

tapi setelah dipikir-pikir dan bertanya pada semua siswa yang dari tadi berkata "saya aja deh pak" saya tidak bersalah (Huft... alhamdulillaah.... ^_^ ). jadi saya pikir itu murni karena siswa tersebut. setelah saya selidiki ternyata.... dia ga fokus karena lapar. jiaaaaaaahhh... sama Gubrak!!! :D


 Menyenangkan 2


Kejadian itu saat saya sedang memeriksa nilai UTS. saat saya memeriksa saya berdoa semoga ada yang nilainya diatas 100 (nih guru error ya...>_< ). eh ternyata gak ada. 


Saya sempat bertanya kepada murid-murid apakah pelajaran yang mau di UTSkan gampang? mereka jawab iya. saya sangat bahagia saat itu. hiks berhari-hari saya mengajar mereka dan saat ini mereka sudah mengerti bahwa matematika ternyata mudah

"Kata siapa pak?"

"Ih... jangan bocorin suasana dong! kan judulnya Menyenangkan. sana gih kerjain pr-ernya"

"Yah pak pe-er mulu deh"

"Sudah kerjain sana jangan ganggu."

maaf pembaca tadi anak murid saya ikut nimbrung. saya juga ga sadar ternyata anak murid saya baca tulisan ini juga. hehehehehe

Dan singkat cerita MID terlewatkan dengan biasa saja.

Namun saat melihat hasilnya.... apaaaaaaa???? kok gini??? sya meratap saya itu (lebay) tapi ga jadi. sebab saya melihat ada yang berubah. beneran. seorang siswa ada yang memperbaiki nilainya. yang dulu 60an sekarang jadi *@ jiah saya salah ketik pembaca maaf 82 maksudnya. saking bahagianya.

oke ini harus di tindak lanjuti. harus di kasih reward...

hm... bagi yang ingin mendapatkan reward juga tingkatkan semangat belajarnya ya. tapi jangan karena rewardnya semangat belajar kalo ga ada reward males lagi. jangan ya...

tetap semangat. matematika itu mudah!

"Ga pak susah!"

"Ih neh anak nimbrung aja! sana kerjain tugasnya"

"Tapi susah..."

"Mau dapat hadiah ga?"

"Mau..."

"Ya udah kerjain dengan baik. kalo nilainya 100 dapat hadiah!"

"Tapi susah..."

"Kerjain ga?" saya mengangkat kotak pencil. "Tahu ini apa?"

"Kotak pensil"

"ya sudah kalo sudah tahu. cepat kerjain sana" 

:D
kadang saya error unik. pembaca.


oke semuanya semoga tetap semangat belajar!!!
 

 

Rabu, 22 Februari 2012

Tips Menjadi Pintar


Setiap anak ingin menajdi pintar dan idola kan??? Hayo kamu ngaku. Pengen popular. Wajar setiap anak menginginkan dirinya pandai dalam berbagai hal.

Lantas apakah kepintaran itu merupakan bakat?

“Ah saya mah ga bakat matematika pak, saya sulit memahami matematika. Saya ga bakat”

Oh iya kenapa saya mengambil contoh matematika? Ada yang tahu? Yap! Karena saya guru matematika (asli ga nyambung ya… :P)

“Saya ga suka ngitung pak, sukanya ngitung duit”

Saya juga suka hehehehe.

“Matematika is dangerous”

Waduh emang monster ya?

“Iya pak monster banget. UN aja yang nggak lulusnya pasti di em-te-ka nya, susyehnya minta duit pak.”
Jiaaah… matematika susah ga minta duit kali minta pusing ada :D

Ternyata memang matematika dianggap hal sulit. Padahal matematika gampang, ini ga ada hubungannya dengan saya yang guru matematika ya. Coba banyangkan jika kita ga bisa matematika. Ga bisa ngitung berapa jumlah uang yang kita punya. Ga paham harus berapa kembalian uangnya jika kita belanja. Dan masih banyak lainnya lagi.

“Lantas bagaimana agar matematika terlihat mudah dan menyenangkan pak?”

Sabtu kemarin tanggal…. Aduh saya lupa tanggalnya saya cek kalender dulu ya

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………....

Oh iya tanggal 20 februari 2012, waktu itu saya berkunjung ke Gandaria City, di Gramedia ada talkshow tentang Hypno parenting. Acaranya bagus dan pembicaranya cukup ekspresif. Ramah dan terbuka dalam menyampaikan gagasan.

Saya bertanya kenapa anak selalu merasa tidak bisa dan lemah dalam berbagai pelajaran. Akhirnya dengan baik hati dan todak sombong, Bu Dr. Dewi Yoko memberikan tips berikut ini:

  1. Selalu Berpikir senang dan bahagia, sebab saat itu lymbyc kita akan terbuka hingga segalanya akan terasa mudah
  2. Berpikir gembira bisa dengan melakukan senam otak
  3. Selalu berpikir kita bisa, setiap hari usahakan selalu mengatai diri kita dengan sesuatu hal positif missal “Hai diri kau Pintar dan Ganteng banget hari ini, pasti dapat nilai sempurna di pelajaran matematika”
hm… math againt??? Tenang pembaca penulis akan selau menggunakan kata matematika hahahaha.

Tapi bener loh saat kita berpikiran positif tentang diri kita maka yang terjadi adalah kita akan semakin percaya diri. Namun, bukan berarti tanpa terus belajar ya? Sebab tanpa usaha ya sama aja bodong atuh, kumaha?

So sembari belajar jangan sambil berenang,basah. Hehehehe…

Ups salah! :P

Maksudnya, sambil belajar terus memotivasi diri kita. Dan terus berpikiran bahagia. Sebab saat kita bahagia akan senang menjalani segalanya. Begitupun dalam hal belajar. Semakin pintar tentunya.

Ganbatte Kudasai!!!

Rabu, 15 Februari 2012

Saat Siswa Jadi Sangat Sensi

Keadilan merupakan hal yang sangat diinginkan saat ini. Bahkan sangat diperjuangkan, dijunjung tinggi, dielu-elukan (maksudnya: elu-elu  gitu :D). semua pihak menginginkan keadilan. Saya juga ingin keadilan, ingin diperhatikan, ingin disapa, tapi belum ada yang sealu menyapa dan memeprhatikan saya hehehehehe… maklum masih single gitu :P

Pembaca yang budiman, beneran deh keadilan itu hal yang sangat sensi untuk dibahas. Saat kita lihat pemerintah sekarang, banyak koruptor maka berbondong rakyat mengelukan tentang keadilan dan mengadili pihat yang menjadi oknum tersebut. Tapi kadang memang tak adil ya?

Nah, keadilan juga selalu menghantui para murid. Selalu merasa tidak diperlakukan adil. Selalu komen saat guru tidak sejalan. Selalu memperhatikan sikap gurunya. Wah perhatian banget muridku itu. Eits jangan salah memperhatikan disini kadang di jadikan alat untuk berkata seperti ini:

“Tuh kan pak fulan juga ngerjain itu!”

“Abis, bu fulanah juga enggak ngelakuin itu kok, jadi saya juga ngikutin guru. Kan kita harus patuh dan menuruti kata guru.”

Ngeles ya… murid murid sekarang pandai ngeles, tapi kenapa ulangannya selalu anjlok padahal pandai ngeles (privat) :)

Berikut hal-hal yang siswa selalu sensi kalo tidak di perlakukan adil:

1. Aturan

kejadian ini sering  banget membuat krodit maka guru kadang dipusingkan oleh hal-hal yang sebenarnya baik untuk murid. sayang murid selalu menganggap itu kekangan. misalkan pakaian dalam haru putih. lalu ada seorang pak guru memakai pakaian dalam berwarna lain. protes. saya bingung kenapa? alasannya
"kan sudah peraturannya pak!" oalaah... ststus murid harus disamakan dengan status gurur ya?

2. Cara Ngajar

pernah ada kejadian  dimana saya sedang mengajar privat sd di bilangan Johar Baru. saya waktu itu mengajar tentang lingkaran. nah pasti deh kalo sudah ketemu lingkaran ketemu sama nilai phi yakni 3,14 atau 22/7. waktu itu saya sajikan dengan cara yang mudah dipahami. saya tanya 

"Kamu ngerti dek?"

"Ngerti kak, tapi gururku bilang gak boleh pake 3,14 tapi haru 22/7"

"Tapi kan sama aja dek. nilai phi itu 3,14 atau 22/7 sama"

"tapi nanti guruku ngasih aku nilai nol kalo ga sama"

seketika aku langsung mupeng. berasa di jaman jebot kalo gini hehehehe... saya setuju kalo hal ini sering diprotes siswa. mengajar harus kreatif dan penuh inovatif sesuai perkembangan jaman.

3. Ucapan Guru dan Tindakan Guru

"Oke pada bab ini materi hitungannnya sedikit dan nyaris gak ada"

 Hati-hati bagi guru matematika saat mengucapkan kata itu. sebab saat kita nanti ngasih ulangan lalu ada soal hitungannya mereka akan bilang.

"Katanya ga ada hitungannya, gimana sih pak? bo'ong neh!"

hm... nak, matematika kan memang harus ada logika dan hitungannya. kadang serba salah ya... jadi galau 

4. Janji

"Pak, kan tatanya mau bawa instrumen buat pelajaran ini. mana?"

"Oh iya bapak lupa."

"Ah, bapak bo'ong mulu"

duh, jadi saya gak boleh lupa ya... nanti deh saya meminang seseorang bisa ngingetin saya. tentang tugas, janji dan segala halnya yang berkaitan dengan murid saya. juga bisa merhatiin saya. menyiapkan segala hal keperluan saya. kapan ya??? saya juga bingung kapan? hehehehe... ah error kembali lagi ketopik pembaca. biasalah kan masih bujangan :D

5. Ngeles

ternyata kalo kita ngeles sama murid maka murid akan membalikkan kepada kita. why??? becoz mereka merasa tidak di pandang adil.


susah ya ternyata menerapkan peraturan pada siswa. tapi mungkin kalo peraturannya itu desesuaikan dengan siswa, lalu siswa di ajak bicara hati ke hati mungkin akan paham dan mengerti kenapa ada peraturan. oh iya jadi ingat perbincangan dengan salah seorang murid.

"Pak kenapa murid itu gak boleh memanjangkan kumis atau jambang. kan bagus, cool"

"Kenapa ya? mungkin karena belum sesuai umurnya"

"Tapi kan kita ga bisa menghalangi kumis dan jambang itu tumbuh. apalagi yang memang bakan tumbuh jambang dan kumis"

"Iya tapi belum saatnya, gini. kamu suka ga lihat temen kamu berantakan"

"suka!"

gubrak!!! saya cari alternatif pertanyaan lain deh

"Atau gini, kamu mau menghadap presiden. peraturannya kamu harus tampil rapi. nah kamu berjambang dan berkumis. di terima ga?"

"Kayaknya seh enggak."

"Kenapa?"

"Ya... karena masa anak kecil berkumis dan berjambang. disangkka bukan anak sekolahan"

"Nah kamu tahu itu. jadi setiap peraturan sekolah itu mengandung kebaikan. hukuman atau apapun itu. bukan untuk menyiksa, membuat tidak adil atau apalah yang kamu asumsikan jelek. nah jikapun ada guru yang ga sama dengan gurur lain dalam peraturan, mungkin hal itu di luar kesengajaan. misalnya pakai dalaman berwarna, mungkin yang putihnya habis atau lagi kotor semua"

"Tapi kenapa kita murid haru selalu patuh."

"Nanti kamu tahu jawabannya pas dewasa. seperti ini misalnya. waktu kamu masih sd kamu menganggap pelajaran sd susah, saat kamu smsp kamu berkata ih itu mudah bangets. nah saat itu kan kamu sudah melampaui masanya sd jadi bisa ngerti. sekarang kamu belum dewasa jadi belum tahu apa kegunaan semua peraturan ini. nanti Insya Allah kalau kamu dewasa kamu paham"

"Oh iya ya pak, maksaih ya pak"

"Sama-sama, nak"

wah saya berbagakat jadi bijaksana ya. semua ini berkat murid saya. pada dasarnya guru kan belajar dari murid juga. memperhatikan, memberi keadilan.

tapi kapan ya... ada yang selalu memperhatikan saya??? kapan-kapan ya... :D

 

Senin, 13 Februari 2012

Kenapa Kecerdasan Menurun???

Menjadi guru adalah sebuah proses observasi. meneliti kebiasaan siswa. maka jangan heran kalau seorang guru bisa tahu seorang siswa itu galau atau sedang mendapatkan masalah. entah kenapa dan dari mana asalnya, secara tiba-tiba saja guru akan mendapatkan feel atau mungkin indra keenam (bisa merasakan siswa sedang bermasalah).

menjadi seorang guru merupakan prosesi merasakan. merasakan siswa bandelnya minta ampun. ups salah... maaf pembaca biasa salah ketik, merasakan siswanya gimana gitu. dan ternyata diranah ini guru sedang menjadi seorang yang kinestetik. lho??? apa hubungannya feel terhadap siswa dengan merasakan. eits.. jangan salah sangka loh. saat kita terpikir dengan kata "merasakan" itu adalah kata kunci dari ciri kinestetis. kita cek

kinestetis itu kan berhubungan dengan perilaku. dan perilaku itu bukan di lihat, atau di dengarkan. tapi disentuh, dikerjakan na berhubungan dengan kinestetik kan? oke abaikan saja jika Anda kurang begitu mengerti (yang nulis mungkin lagi galau hehehehe).

kembali lagi ke topik pembicaraan kita tentang mereasakan siswa. nah berawal dari sanalah saya bisa mengambil kesimpulan yang mungkin perlu disimpulkan lagi dengan kesimpulan yang tidak akan menimbulkan kesimpulan-kesimpulan yang akhirnya tak menyimpulkan dan membuat simpul... kok jadi kacau gini ya??

ya... gini intinya kenapa siswa yang beranjak SMP (kelas 7) selalu merasa pelajarannya kini sulit. bahkan kadang seorang siswa yang dulu di kenal pintar, sekarang agak gimana gitu. dan mata pelajaran mereka (berhubungan dengan nilai) dulu baik-baik saja sekarang bermasalah. entahlah mungkin semua ini merupakan proses puber mereka, sehingga pikirannya tidak fokus.

sebenarnya banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut bisa terjadi. hm... salah satunya asupan gizi. ini penting pembaca, misalnya saja jika siswa tidak sarapan kosentrasi mereka terpecah pada perut. hal ini menjadi tidak baik.

kondisi kelas juga bisa mempengaruhi. kelas yang terlalu padat akan membuat siswa kehilangan kosentrasi saat belajar. bagaimana tidak saat guru sedang menjelaskan satu siswa ribut mempengaruhi temannya. akhirnya saling ngobrol eh siswa yang lain ikut terus dan terus seperti itu kelas jadi ramai. bicara dalam bicara istilahnya, mungkin :D

maka jangan heran kalau kinerja guru sedikit terganggu. guru tiba-tiba menjadi galak. kasihan guru juga seh (diriku juga termasuk dong) kalau di kelas mendapatkan siswa seperti itu. lagi fokus menjelaskan eh ada yang ribut. pelajaran terpotong. kelas terkendali. saat menjelaskan eh lagi ribut. menenangkan kelas lagi. dan sampai akhirnya...

Teeeet... teeeet... teeet,,,

bel berbunyi dan pelajaran pun tertunda hingga besoknya. lalu jika besok terjadi hal yang sama, ga kebayang jadinya.

mungkin yang paling mendasar adalah ketidaksukaann siswa terhadap pelajaran. khususnya MATEMATIKA, kenapa ya matematika selalu dianggap susah. kita simak penuturan beberapa siswa yang namanya sengaja di sembunyikan. tapi siswanya tidak disembunyikan khawatit orang tuanya marah hehehehe... jayus!

A = "belajar matematika sulit, rumus mulu kapan membacanya pak?"
oalah ternyata kesulitan matematika karena ga bisa  di baca ya? lalu apa yang harus di baca di matematika ya??? saya harus mencari jawaban yang satu ini. ada masukan?

B = "Matematika itu pelajaran yang ga ada gunanya, masak orang jalan diukur, jam di ukur, ga ada kerjaan"
hm... yang satu ini mungkin terlalu stress dengan nilai ulangannya yang terus melesat (jatuh). jadi saat di tanya matematika hehehe... biasa yang kebayang ulangan mulu. :P tapi perasaan yang suka ngukur orang, jam itu fisika deh, salah komen dirimu, nak.

C = "Matematika Susyeh (Baca: Susah)"
see??? masih dianggap susah. saat ditanya alasannya jawabnya susah. saking susah ngomongnya dia susah mengungkapkan kesusahannya tentang matematika yang susah. saya jadi susah ngungkapinnya juga.

D = "sekali kali nonton gitu pak kan seru!"
ini kok nonton ya??? apa karena saya menanyangkan film motivasi sehingga mereka tergugah untuk... menonton? parah!

E = "matematika pak??? wah saya bener bener bisa semua ulangan kemarin pak coz saya oranyanya cerdas pak jadi ya matematika gampanglah"
ini bukan sombong pembaca memang dia anaknya pinter. coz dia adik saya yang ikut komen, lho??? "eh dek, kok kamu ikut komen seh ini khusus tentang yang ga suka matematika. gimana seh?" "maaf kak hehehehe..."

kita baca kembali penuturan orang yang ga suka matematika.

F = "pak sejak saya masuk smp semua pelajaran jadi susah. padahal waktu sd saya dapat nilai yang bagus terus. saya males belajarnya"
jiaahhh... ini nilainya turun karena males. 

G = "sebenarnya seh ga terlalu susah. tapi kadang buku referensinya ga ngerti, atau kadang bapak jelasinnya terlalu cepat"
hehehehe maaf ya nak kalo bapak terlalu cepat jelasinnya, kejar target.

H = " sebenarnya mudah pak, tapi saya agak pelupa. dan sekarang saya juga lupa mau ngomong apa tadi ya??? hehehehe maaf pak lupa"
hm... lupa akut neh. gawat!

tapi bagaimanapun juga masalah penurunan nilai yang terjadi tak semata salah murid atau gurunya saja. sisi keduanya harus dilihat bisa jadi gurunya baik dalam mengajarkan tapui muridnya memang ga mau belajar. atau sebaliknya gurunya masuk jelasin dan tak peduli siswanya bisa atau tidak.

saya jadi ingat kata pepatah dahulu. ala karena biasa. jadi orang akan bilang "alah... matematika kan gampang!" soalnya dia suka belajar matematika :P