Selamat datang masalah.
Hihihi… masalah kok disambut? Ada gitu yang yang suka menyambut masalah.
Misalkan masalah menjelma menjadi orang lalu kita bilang,
“Hai masalah lama gak
ketemu? Apa kabar?”
“Wah lama ga ketemu sama kamu
mas alah?”
???
sebentar nyang ntu mah bukan nanya masalah tapi nanya sama si alah. Cuma pake
embel-embel mas. Kumaha???
Oh iya sori, tapi sengaja seh
sebenarnya. :D
Bailak pembaca… eh tuh kan
salah ketik mulu. Ini juga masalah saya ternyata. Oke kita ulang, Baiklah para
pembaca saat ini jam di laptop saya menujukan tanda tanda mau hujan???
Ngaco!
Serius ngapa. Nambah masalah mulu deh.
Sori-sori-sori, saya lagi
galau…. Ada masalah. Tuh kan ketemu lagi sama masalah. Ternyata memang hidup
kita penuh dengan masalah. Ada saja yang membuat saya, atau pembaca merasa ada
hal yang mengganjal. Ya… itu masalah.
Nah siswa juga menjadi
masalah bagi gurunya. Guru menjadi masalah bagi muridnya. Murid dan guru
menjadi sumber masalah. Jadi semuanya pembuat masalah ya… hehehehe….
Hm… kadang sih murid menjadi
masalah bagi gurunya. Ada saja ulah murid yang membuat guru kelimpungan. Entah
malas belajar kah, terlambat datang sekolah, gak disiplin de el el deh
pokoknya. Tapi si murid menjadikan hal itu sebagai masalahnya.
“Kenapa sih pak ini gak
boleh itu ga boleh. Lalu bolehnya apa?”
“Kenapa sih pak guru selalu
ngomel mulu padahal kan kita sedang berusaha dengan sebaik mungkin.”
“Kenapa sih harus ada
aturan?”
“Kenapa gak boleh manjangin
rambut. Kan sekarang lagi ngetren gaya kayak gini, gak gaul, pak?!”
Duh…duh…duh ternyata ada missunderstanding kita harus segera
mencari penyebab munculnya Missunderstanding
itu. Lets cekidot
MISS
1
Miss pertama yang selalu
murid alami adalah saat murid tidak memahami petunjuk yang diberikan guru. Penyebabnya
banyak, mulai dari gak suka pelajaran, gak suka gurunya dan yang lebih parah
gak suka keduanya.
Berapakah yang menyukai
keduanya?
“Aduh pak kita sedang
membicarakan kendala. Bukan pelajaran himpunan. Gimana seh?”
“Oh maaf pembaca saya hilap.
Hapunten pisan nya.” ^_^
Ya masalah yang mendasar
adalah berkaitan dengan intruksi guru yang kadang disalah artikan oleh siswa.
Kadang siswa selalu terburu-buru menyimpulkan suatu perintah tanpa mau tahu,
mungkin ada hal yang ingin disampaikan kepada murid tersebut.
“Tapi kan pak lebih enak
kalo diucapkan langsung aja. Ga usah ada rahasia diantara kita. Eaaa….”
“Yap! Bisa saja. Tapi bukan
seperti itu juga kaleee….”
“Lantas?”
“Gini guru memberikan tugas
secara tidak langsung adalah agar si murid bisa berpikir sebelum bertindak.
Kadang pula untuk menguji pemahaman siswa. Atau bisa jadi memang sedang tidak
nyambung.”
“Nah pak kalo kebenaran
sedang tidak nyambung bagaimana?”
“Ketidak nyambungan itu kan ada
tandanya. Misalkan gurunya sedang marah dengan kita jadi beliau agak gak
nyambung saat memberikan penjelasan karena terpengaruhi marahnya itu.”
“Hm… seperti itu ya pak”
“Yap!”
Pembaca sekarang nih para
murid selalu saja kritis dalam hal yang menurut mereka kurang begitu adil. Jadi
mereka akan banyak bertanya hal-hal yang seperti tadi. Akan tetapi potensi
kritis ini agak keluru porsinya. Mengkritisi guru atau sekolah memang boleh
saja. Namun kritis terhadap pelajaran harus mendapatkan porsi yang banyak.
karena selain kita peka terhadap pelajaran kita kita bisa paham apa yang kita
ketahui dan menjadi tolak ukur kecerdasan kita akan pelajaran tersebut.
MISS
2
Miss yang selanjutnya ada
pada hal pembelajaran. Kita mengenal adanya tugas. Pe-er, makalah, kliping
de-el-el yang menurut siswa suatu kekangan dan penjara yang hitam dan pekat. Tidak
ada jalan keluar untuk hal ini. Siswa merasa terancam jiwanya. Mereka meringis
sakit dengan semua hal ini. Kemudian….
“Lebay pak!”
“Iya terlalu mendramatisir.”
“Oh ya??? Sorilah kalo
begitu.”
Baik pembaca saya agak
berlebihan :D. masalah yang satu ini mesti ada kesepakan antara guru dan murid.
Kadang kala baik dimata murid tak baik di mata guru. Baik dimata guru namun
murid merasa diperlakukan tidak adil.
Mari kita luruskan
permasalahan ini.
Tugas adalah hal yang
mengindikasikan pemahaman siswa. Semakin siswa cermat dalam mengerjakan tugas
makan bisa di nilai siswa tersebut memahami pelajaran yang di berikan oleh
guru.
“Pak, tapi jiwa seharian itu
tugas melulu bosen pak. Math tugas dengan seabgreg rumus. Trus Fisika dengan
teori yang njilmet. Belum lagi bahasa Indonesia tentang membuat karangan. De-el-el
pokonya pak. Mumet dan bikin pusing.”
“Eits jangan salah ketika
kita pusing saat itu otak kita sedang merespon apa yang belum kita kuasai.”
“Eh si Bapak ada aje deh!”
“Beneran lho, saat kita
belum bisa memang akan membuat otak berpikir(pusing), saat itu otak sedang
membuat jalan-jalannya informasi sehingga saat kita menghadapi permasalah itu
lagi otak kita sudah bisa merespon apa yang tepat untuk menyelsaikan
permasalahn yang kita hadapi.”
“hm…”
Pembaca yang budiman, tugas
adalah hal yang tidak terpisahkan dari pelajaran. Tugas merupakan indicator pemahaman
kita.
Adapun Pe-er sebenarnya
hanya untuk membuat siswa rajin berlatih. Merangsang keingintahuan dan membantu
mereka memahami apa yang kurang mereka pahami. Bukan keharusan seorang guru
memberikan pe-er. Tapi kadang kala memang pe-er dibutuhkan. Sebab, pertemuan
disekolah sangatlah singkat maka seharusnya siswa lebih bereksplorasi dirumah
dengan waktu yang banyak.
“Et dah pak! Di rumah mah
bukan untuk belajar. Buat istirahat.”
“Yeee…. Itu mah males aja
bikin pe-er.”
“Iya sih pak, habis ga
ngerti!”
“Kenapa bilang begitu? Belum
dicobakan?”
“Belum seh, tapi tetep ga
bisa waktu dulu saya ngerjain pusing sendiri.”
“Masa? Kamunya nyobanya
berapa kali?”
“Sekali doang.”
“Yeee ya iyalah makanya ga
bisa. Pe-er itu ketika dikerjakan kita harus baca secara cermat petunjuknya. Cari
apa masalah yang harus dijawab. Apa yang hilang dari komponen masalah tersebut.”
“Ih rumit bangets pak!!”
“gak kok. Intinya kita gali
soal tersebut apa masalahnya.”
“Itu doing?”
“Yap!”
“Baiklah saya coba pak.”
“Bah gitu dong, semangat
belajar.”
“Oke deh pak J”
MISS 3
Ketidaknyambungan selanjutnya
adalah saat siswa menganggap pelajarn susah. Sebenarnya pelajaran itu tidak
susah. Hanya saja otak kita tidak menyetujui dan tidak menerima pelajaran saat
pelajaran tersebut berlangsung. Siswa yng tidak menyukai pelajaran tertentu
secara tidak sengaja memerintahkan otaknya khususnya limbic, untuk menutup. Sehingga
otak tidak bisa merespon apa yang disampaikan oleh guru.
“Masa sih pa?”
“He-eh.”
“Kok bisa, simak deh copasan
dari tetangga sebelah ini”
Adalah sistem limbik dan bagian lain di tengah otak yang masih sangat
misterius. Wilayah ini bertanggung jawab terhadap fungsi luhur yang sangat erat
terkait dengan emosi seseorang. Sikap jujur, adil, pemaaf, mencintai, membenci,
sedih, gembira, dan menderita diatur mekanismenya di wilayah bagian tengah otak
ini. Termasuk di dalamnya adalah amygdala sebagai pusat ingatan emosi.
Pernah ingat bagaimana guru
sd menjelaskan sesuatu sampai kita paham benar. Hapal benar raut mukanya? Nah semua
itu berkat kerja system limbic. So berusaha untuk menyukai hal apapun yang
berhubungan dengan pelajaran. Tetap semangat.
Miss-miss di atas hanya
sebagian kecil saja yang yang sering terjadi di sekitar kita. Apapun masalahnya.
Mari kita sambut masalah. Sebab dengan masalah waktu sd kini saat kita smp
masalah sd gampang bangets. Begitupun seterusnya saat kita sma masalah smp
terlihat seperti sesuatu hal yang cemen. Oke tetap semangat belajar.
mantabsss
BalasHapussipz sipz motivasi
BalasHapus