Rabu, 22 Februari 2012

Tips Menjadi Pintar


Setiap anak ingin menajdi pintar dan idola kan??? Hayo kamu ngaku. Pengen popular. Wajar setiap anak menginginkan dirinya pandai dalam berbagai hal.

Lantas apakah kepintaran itu merupakan bakat?

“Ah saya mah ga bakat matematika pak, saya sulit memahami matematika. Saya ga bakat”

Oh iya kenapa saya mengambil contoh matematika? Ada yang tahu? Yap! Karena saya guru matematika (asli ga nyambung ya… :P)

“Saya ga suka ngitung pak, sukanya ngitung duit”

Saya juga suka hehehehe.

“Matematika is dangerous”

Waduh emang monster ya?

“Iya pak monster banget. UN aja yang nggak lulusnya pasti di em-te-ka nya, susyehnya minta duit pak.”
Jiaaah… matematika susah ga minta duit kali minta pusing ada :D

Ternyata memang matematika dianggap hal sulit. Padahal matematika gampang, ini ga ada hubungannya dengan saya yang guru matematika ya. Coba banyangkan jika kita ga bisa matematika. Ga bisa ngitung berapa jumlah uang yang kita punya. Ga paham harus berapa kembalian uangnya jika kita belanja. Dan masih banyak lainnya lagi.

“Lantas bagaimana agar matematika terlihat mudah dan menyenangkan pak?”

Sabtu kemarin tanggal…. Aduh saya lupa tanggalnya saya cek kalender dulu ya

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………....

Oh iya tanggal 20 februari 2012, waktu itu saya berkunjung ke Gandaria City, di Gramedia ada talkshow tentang Hypno parenting. Acaranya bagus dan pembicaranya cukup ekspresif. Ramah dan terbuka dalam menyampaikan gagasan.

Saya bertanya kenapa anak selalu merasa tidak bisa dan lemah dalam berbagai pelajaran. Akhirnya dengan baik hati dan todak sombong, Bu Dr. Dewi Yoko memberikan tips berikut ini:

  1. Selalu Berpikir senang dan bahagia, sebab saat itu lymbyc kita akan terbuka hingga segalanya akan terasa mudah
  2. Berpikir gembira bisa dengan melakukan senam otak
  3. Selalu berpikir kita bisa, setiap hari usahakan selalu mengatai diri kita dengan sesuatu hal positif missal “Hai diri kau Pintar dan Ganteng banget hari ini, pasti dapat nilai sempurna di pelajaran matematika”
hm… math againt??? Tenang pembaca penulis akan selau menggunakan kata matematika hahahaha.

Tapi bener loh saat kita berpikiran positif tentang diri kita maka yang terjadi adalah kita akan semakin percaya diri. Namun, bukan berarti tanpa terus belajar ya? Sebab tanpa usaha ya sama aja bodong atuh, kumaha?

So sembari belajar jangan sambil berenang,basah. Hehehehe…

Ups salah! :P

Maksudnya, sambil belajar terus memotivasi diri kita. Dan terus berpikiran bahagia. Sebab saat kita bahagia akan senang menjalani segalanya. Begitupun dalam hal belajar. Semakin pintar tentunya.

Ganbatte Kudasai!!!

Rabu, 15 Februari 2012

Saat Siswa Jadi Sangat Sensi

Keadilan merupakan hal yang sangat diinginkan saat ini. Bahkan sangat diperjuangkan, dijunjung tinggi, dielu-elukan (maksudnya: elu-elu  gitu :D). semua pihak menginginkan keadilan. Saya juga ingin keadilan, ingin diperhatikan, ingin disapa, tapi belum ada yang sealu menyapa dan memeprhatikan saya hehehehehe… maklum masih single gitu :P

Pembaca yang budiman, beneran deh keadilan itu hal yang sangat sensi untuk dibahas. Saat kita lihat pemerintah sekarang, banyak koruptor maka berbondong rakyat mengelukan tentang keadilan dan mengadili pihat yang menjadi oknum tersebut. Tapi kadang memang tak adil ya?

Nah, keadilan juga selalu menghantui para murid. Selalu merasa tidak diperlakukan adil. Selalu komen saat guru tidak sejalan. Selalu memperhatikan sikap gurunya. Wah perhatian banget muridku itu. Eits jangan salah memperhatikan disini kadang di jadikan alat untuk berkata seperti ini:

“Tuh kan pak fulan juga ngerjain itu!”

“Abis, bu fulanah juga enggak ngelakuin itu kok, jadi saya juga ngikutin guru. Kan kita harus patuh dan menuruti kata guru.”

Ngeles ya… murid murid sekarang pandai ngeles, tapi kenapa ulangannya selalu anjlok padahal pandai ngeles (privat) :)

Berikut hal-hal yang siswa selalu sensi kalo tidak di perlakukan adil:

1. Aturan

kejadian ini sering  banget membuat krodit maka guru kadang dipusingkan oleh hal-hal yang sebenarnya baik untuk murid. sayang murid selalu menganggap itu kekangan. misalkan pakaian dalam haru putih. lalu ada seorang pak guru memakai pakaian dalam berwarna lain. protes. saya bingung kenapa? alasannya
"kan sudah peraturannya pak!" oalaah... ststus murid harus disamakan dengan status gurur ya?

2. Cara Ngajar

pernah ada kejadian  dimana saya sedang mengajar privat sd di bilangan Johar Baru. saya waktu itu mengajar tentang lingkaran. nah pasti deh kalo sudah ketemu lingkaran ketemu sama nilai phi yakni 3,14 atau 22/7. waktu itu saya sajikan dengan cara yang mudah dipahami. saya tanya 

"Kamu ngerti dek?"

"Ngerti kak, tapi gururku bilang gak boleh pake 3,14 tapi haru 22/7"

"Tapi kan sama aja dek. nilai phi itu 3,14 atau 22/7 sama"

"tapi nanti guruku ngasih aku nilai nol kalo ga sama"

seketika aku langsung mupeng. berasa di jaman jebot kalo gini hehehehe... saya setuju kalo hal ini sering diprotes siswa. mengajar harus kreatif dan penuh inovatif sesuai perkembangan jaman.

3. Ucapan Guru dan Tindakan Guru

"Oke pada bab ini materi hitungannnya sedikit dan nyaris gak ada"

 Hati-hati bagi guru matematika saat mengucapkan kata itu. sebab saat kita nanti ngasih ulangan lalu ada soal hitungannya mereka akan bilang.

"Katanya ga ada hitungannya, gimana sih pak? bo'ong neh!"

hm... nak, matematika kan memang harus ada logika dan hitungannya. kadang serba salah ya... jadi galau 

4. Janji

"Pak, kan tatanya mau bawa instrumen buat pelajaran ini. mana?"

"Oh iya bapak lupa."

"Ah, bapak bo'ong mulu"

duh, jadi saya gak boleh lupa ya... nanti deh saya meminang seseorang bisa ngingetin saya. tentang tugas, janji dan segala halnya yang berkaitan dengan murid saya. juga bisa merhatiin saya. menyiapkan segala hal keperluan saya. kapan ya??? saya juga bingung kapan? hehehehe... ah error kembali lagi ketopik pembaca. biasalah kan masih bujangan :D

5. Ngeles

ternyata kalo kita ngeles sama murid maka murid akan membalikkan kepada kita. why??? becoz mereka merasa tidak di pandang adil.


susah ya ternyata menerapkan peraturan pada siswa. tapi mungkin kalo peraturannya itu desesuaikan dengan siswa, lalu siswa di ajak bicara hati ke hati mungkin akan paham dan mengerti kenapa ada peraturan. oh iya jadi ingat perbincangan dengan salah seorang murid.

"Pak kenapa murid itu gak boleh memanjangkan kumis atau jambang. kan bagus, cool"

"Kenapa ya? mungkin karena belum sesuai umurnya"

"Tapi kan kita ga bisa menghalangi kumis dan jambang itu tumbuh. apalagi yang memang bakan tumbuh jambang dan kumis"

"Iya tapi belum saatnya, gini. kamu suka ga lihat temen kamu berantakan"

"suka!"

gubrak!!! saya cari alternatif pertanyaan lain deh

"Atau gini, kamu mau menghadap presiden. peraturannya kamu harus tampil rapi. nah kamu berjambang dan berkumis. di terima ga?"

"Kayaknya seh enggak."

"Kenapa?"

"Ya... karena masa anak kecil berkumis dan berjambang. disangkka bukan anak sekolahan"

"Nah kamu tahu itu. jadi setiap peraturan sekolah itu mengandung kebaikan. hukuman atau apapun itu. bukan untuk menyiksa, membuat tidak adil atau apalah yang kamu asumsikan jelek. nah jikapun ada guru yang ga sama dengan gurur lain dalam peraturan, mungkin hal itu di luar kesengajaan. misalnya pakai dalaman berwarna, mungkin yang putihnya habis atau lagi kotor semua"

"Tapi kenapa kita murid haru selalu patuh."

"Nanti kamu tahu jawabannya pas dewasa. seperti ini misalnya. waktu kamu masih sd kamu menganggap pelajaran sd susah, saat kamu smsp kamu berkata ih itu mudah bangets. nah saat itu kan kamu sudah melampaui masanya sd jadi bisa ngerti. sekarang kamu belum dewasa jadi belum tahu apa kegunaan semua peraturan ini. nanti Insya Allah kalau kamu dewasa kamu paham"

"Oh iya ya pak, maksaih ya pak"

"Sama-sama, nak"

wah saya berbagakat jadi bijaksana ya. semua ini berkat murid saya. pada dasarnya guru kan belajar dari murid juga. memperhatikan, memberi keadilan.

tapi kapan ya... ada yang selalu memperhatikan saya??? kapan-kapan ya... :D

 

Senin, 13 Februari 2012

Kenapa Kecerdasan Menurun???

Menjadi guru adalah sebuah proses observasi. meneliti kebiasaan siswa. maka jangan heran kalau seorang guru bisa tahu seorang siswa itu galau atau sedang mendapatkan masalah. entah kenapa dan dari mana asalnya, secara tiba-tiba saja guru akan mendapatkan feel atau mungkin indra keenam (bisa merasakan siswa sedang bermasalah).

menjadi seorang guru merupakan prosesi merasakan. merasakan siswa bandelnya minta ampun. ups salah... maaf pembaca biasa salah ketik, merasakan siswanya gimana gitu. dan ternyata diranah ini guru sedang menjadi seorang yang kinestetik. lho??? apa hubungannya feel terhadap siswa dengan merasakan. eits.. jangan salah sangka loh. saat kita terpikir dengan kata "merasakan" itu adalah kata kunci dari ciri kinestetis. kita cek

kinestetis itu kan berhubungan dengan perilaku. dan perilaku itu bukan di lihat, atau di dengarkan. tapi disentuh, dikerjakan na berhubungan dengan kinestetik kan? oke abaikan saja jika Anda kurang begitu mengerti (yang nulis mungkin lagi galau hehehehe).

kembali lagi ke topik pembicaraan kita tentang mereasakan siswa. nah berawal dari sanalah saya bisa mengambil kesimpulan yang mungkin perlu disimpulkan lagi dengan kesimpulan yang tidak akan menimbulkan kesimpulan-kesimpulan yang akhirnya tak menyimpulkan dan membuat simpul... kok jadi kacau gini ya??

ya... gini intinya kenapa siswa yang beranjak SMP (kelas 7) selalu merasa pelajarannya kini sulit. bahkan kadang seorang siswa yang dulu di kenal pintar, sekarang agak gimana gitu. dan mata pelajaran mereka (berhubungan dengan nilai) dulu baik-baik saja sekarang bermasalah. entahlah mungkin semua ini merupakan proses puber mereka, sehingga pikirannya tidak fokus.

sebenarnya banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut bisa terjadi. hm... salah satunya asupan gizi. ini penting pembaca, misalnya saja jika siswa tidak sarapan kosentrasi mereka terpecah pada perut. hal ini menjadi tidak baik.

kondisi kelas juga bisa mempengaruhi. kelas yang terlalu padat akan membuat siswa kehilangan kosentrasi saat belajar. bagaimana tidak saat guru sedang menjelaskan satu siswa ribut mempengaruhi temannya. akhirnya saling ngobrol eh siswa yang lain ikut terus dan terus seperti itu kelas jadi ramai. bicara dalam bicara istilahnya, mungkin :D

maka jangan heran kalau kinerja guru sedikit terganggu. guru tiba-tiba menjadi galak. kasihan guru juga seh (diriku juga termasuk dong) kalau di kelas mendapatkan siswa seperti itu. lagi fokus menjelaskan eh ada yang ribut. pelajaran terpotong. kelas terkendali. saat menjelaskan eh lagi ribut. menenangkan kelas lagi. dan sampai akhirnya...

Teeeet... teeeet... teeet,,,

bel berbunyi dan pelajaran pun tertunda hingga besoknya. lalu jika besok terjadi hal yang sama, ga kebayang jadinya.

mungkin yang paling mendasar adalah ketidaksukaann siswa terhadap pelajaran. khususnya MATEMATIKA, kenapa ya matematika selalu dianggap susah. kita simak penuturan beberapa siswa yang namanya sengaja di sembunyikan. tapi siswanya tidak disembunyikan khawatit orang tuanya marah hehehehe... jayus!

A = "belajar matematika sulit, rumus mulu kapan membacanya pak?"
oalah ternyata kesulitan matematika karena ga bisa  di baca ya? lalu apa yang harus di baca di matematika ya??? saya harus mencari jawaban yang satu ini. ada masukan?

B = "Matematika itu pelajaran yang ga ada gunanya, masak orang jalan diukur, jam di ukur, ga ada kerjaan"
hm... yang satu ini mungkin terlalu stress dengan nilai ulangannya yang terus melesat (jatuh). jadi saat di tanya matematika hehehe... biasa yang kebayang ulangan mulu. :P tapi perasaan yang suka ngukur orang, jam itu fisika deh, salah komen dirimu, nak.

C = "Matematika Susyeh (Baca: Susah)"
see??? masih dianggap susah. saat ditanya alasannya jawabnya susah. saking susah ngomongnya dia susah mengungkapkan kesusahannya tentang matematika yang susah. saya jadi susah ngungkapinnya juga.

D = "sekali kali nonton gitu pak kan seru!"
ini kok nonton ya??? apa karena saya menanyangkan film motivasi sehingga mereka tergugah untuk... menonton? parah!

E = "matematika pak??? wah saya bener bener bisa semua ulangan kemarin pak coz saya oranyanya cerdas pak jadi ya matematika gampanglah"
ini bukan sombong pembaca memang dia anaknya pinter. coz dia adik saya yang ikut komen, lho??? "eh dek, kok kamu ikut komen seh ini khusus tentang yang ga suka matematika. gimana seh?" "maaf kak hehehehe..."

kita baca kembali penuturan orang yang ga suka matematika.

F = "pak sejak saya masuk smp semua pelajaran jadi susah. padahal waktu sd saya dapat nilai yang bagus terus. saya males belajarnya"
jiaahhh... ini nilainya turun karena males. 

G = "sebenarnya seh ga terlalu susah. tapi kadang buku referensinya ga ngerti, atau kadang bapak jelasinnya terlalu cepat"
hehehehe maaf ya nak kalo bapak terlalu cepat jelasinnya, kejar target.

H = " sebenarnya mudah pak, tapi saya agak pelupa. dan sekarang saya juga lupa mau ngomong apa tadi ya??? hehehehe maaf pak lupa"
hm... lupa akut neh. gawat!

tapi bagaimanapun juga masalah penurunan nilai yang terjadi tak semata salah murid atau gurunya saja. sisi keduanya harus dilihat bisa jadi gurunya baik dalam mengajarkan tapui muridnya memang ga mau belajar. atau sebaliknya gurunya masuk jelasin dan tak peduli siswanya bisa atau tidak.

saya jadi ingat kata pepatah dahulu. ala karena biasa. jadi orang akan bilang "alah... matematika kan gampang!" soalnya dia suka belajar matematika :P

Senin, 06 Februari 2012

Masalah Belajar Pada anak (saat anak merasa Error :D) Part 2

Profesi guru mungkin bersesuaian dengan konselor atau psikiater. Apalagi kalo yang ngajar (guru) orangnya baiiikkk banget. begitu juga dengan gurur les. saat guru les akan memulai les mereka akan dengan rela (baca: kepaksa) dengerin dulu curhatan murisnya tentang guru sekolahnya yang Super (baca: agak error) menurut mereka.

"Kak, masa aku dikerjain mulu sama guruku. Guru itu kan bilang tolong perhatikan nanti kalo yang bercanda ditanya. nah aku kan ga mau di tanya trus aku perhatiin deh guruku."

"trus?" tanya saya penasaran

"Nah temenku yang di depan itu berisik, trus di tegur. aku nimpalin gini: makanya jangan berisik"

"Excel, kok kamu ribut! baik jawab pertanyaan ini bla...bla..bla... jiah kan aku merhatiin dari tadi"

"Hahahaha"

"Trus, aku kan diem, ga ngomentari kalo temen ditegur. eh gurunya bilang gini. Excel kamu selalu saja berisi, ga cape apa? jiah... aku kan merhatiin kale???"

"bwahahaha.... mungkin excel sudah masul black list anak yang sering berisik di kelas, jadi kalo ketemu excel kangen pengen nanya. biar excelnya pinter" yang di nasehatin manyun lalu nyengir kuda.

murid yang lainnya belajar kalo mau UTS, Ulangan Harian, Atau Ulangan Semesteran. saaat saya datang dia sibuk bercerita tentang kebaikan gurunya (baca: tugas ekstra) yang harus dikumpulkan saat ulangan nanti. tugasnya membuat soal. busyet seabreg-abreg.

"Woles kak (ini plesetan dari kata slow), kita nyantai dulu. tahu ga kak bla..bla..bla..."

kapan belajarnya dek???

hm... tapi setelah dipikir-pikir memang murid itu butuh dengan penyegaran. salah satunya adalah dengan bercurhat ria. mengungkapkan uneg-uneg mereka. ketika disekolah mereka mendapatkan materi ajar yang cukup melelahkan.

tapi ada yang membuat saya heran. kenapa siswa jaman sekarang agak tertinggal dalam memahami pelajaran. padahal fasilitas banyak dan memudahkan mereka mengakses media pembelajaran. jaman jadul dulu guru hanya masuk sebentar jelasin ngasih tugas. pada pinter. mungkin jawabannya karena hal tadi. perhatian.

moga kita selalu memperhatikan anak murid kita. bukan berarti marah (baca: tegas) adalah hal yang tidak boleh. bermurah hati berlebihan bahkan membuat anak jadi malas. namun pada hakikatnya.
kalo semua di bicarakan masalah pendidikan di Indonesia bisa teratasi.

wah pembicaraan saya sedikit formal ya. sesuatu... :D

Masalah Belajar Pada anak (saat anak merasa Error :D) Part !

Banyak masalah yang di hadapi oleh seorang guru dalam dunia pembelajaran. Administrasi, beban mengajar, pemahaman siswa, pengkondisian kelas dan tentu saja urusan pribadi guru juga merupakan hal yang urgent pula kan? Apalagi kalo guru tersebut masih bujangan. Ga ada yang menyediakan makan pagi, makan siang dan makan malam. (curcol dikit)

Ya… begitulah nasib guru bujangan. Tapi itu bukan yang akan saya bicarakan pada kesempatan ini. Karena masalah pribadi kadang bisa begitu terlupakan dengan berbagai masalah kantor atau kerjaan. Khususnya saya yang masih bujangan ini sibuk mempersiapkan persiapan melepas lajang. Lho??? Temanya kok masih sama ya. Maaf pembaca saya sedang sedikit kasmaran jadi begitu deh namanya juga bujangan. Hehehe…

Eh, tapi bener loh, menjadi guru itu banyak hal yang mesti dikerjakan.  Hal yang paling penting yaitu bagaimana agar siswa yang dididik mengerti dan dapat merealisasikan pelajaran yang berarti bagi kehidupan si murid. Guru akan merasa sangat bahagia jika melihat muridnya sukses dikemudian hari.

Tapi, sebelum si murid sukses ini, ada hal yang menjadi dilema bagi kebanyakan murid dalam beberapa mata pelajaran. Ya khususnya matematika, kenapa ya matematika merupakan hal yang sangat ditakuti.
Pernah saya ngajak ngobrol murid privat saya yang kelas 9

“dek, gimana Try Outnya?”

“aku agak gugup dalam pelajaran matematika kak. Susaaah banget. Kalo yang lain sih gampang “

See???

Atau

“kak jelasin lagi materi yang tadi ya. Coz guruku aneh masak kalo nilai kelompokku kecil aku yang disalahkan. Metang-mentang aku ketuanya. Kan gak adil”

“hm… yang mana yang belum paham”

“semuanya yang tadi kakak ajarin aku belum ngerti hehehehe”

Gubrak!!!

Ini murid lemot aja ya? Ckckckckc atau gurunya yang imut ini terlalu super (baca: error) dalam menjelaskan.

Dan ada satu lagi murid privatku yang error lagi.

“guruku tuh kak, superduper aneh. Aku punya dua guru matematika. Yang pertama pa luki** dan waski**(sengaja disamarkan) materi satu suka bego-begoin. Yang satu lagi genit. Yeee… gimana pelajaran mau masuk”

“oh kok gitu? Tapi ga masalah dalam ulangannya kan?”

“ga seh, pada dasarnya mereka baik, tapiiiiiii ngasih remedial itu loh kak seabgreg emang pelajaran matematika doang.”

“ya udah yo kita belajar”
 
“kakak jelasin dulu, coz aku ga ngerti semua pelajaran materi kelas 10 ini. Dari awal ya kak”

Jika aku jadi icon kartun pasti aku akan terjungkal kebelakang kejedot tembok atau jatuh berdebam seperti dalam kartun-kartun di tivi.

Hm… aneh ya? masalah guru selain banyak juga gokil hahahaha….

Dan yang paling penting tuh guru matematika kudu bisa ngasih pejelasan yang rinci dan mencerahkan. Missal ngajrin KPK dan FPB duh, ga ketulungan bagi anak yang kecerdasannya di bawah rata-rata. Konsep yang mereka kuasaain harus ajeg. Apa itu konsep dasarnya. Ya itu tambah, kurang, bagi dan kali. Tapi tetepsaja kalo merekalagi lemooottt kiat mesti bersabar. Hmm… nanti deh di kesempatan lain lagi pembaca say bagi tips dan cara cepat untuk anak-anak. Berhubung ini sudah malem dan saya harus tidur biar besok ga telat ngajar (kebiasaan terlambat mulu hehehehe) so saya harus mengucapkan Lailatukum sa’idah dadah….

Hari Mengajar

Hari Pertama mengajar

Hari ini adalah hari pertama ku masuk sekolah, bukan ini bukan cerita tentang gue yang sekola tapi gue mau ngajar disekola. Eits kok pake kata gue sih, sekarang kan sudah menjadi guru ga sopan jika harus ngomong lu-gue. Jadi mohon tunggu sebentar ganti frequensi menjadi kalimat yang sopan sebagai mana guru semestinya.

Ziiiiiiiiiiiiinnnngngngngngg……

Cek Alhamdulillah saya sudah di frequensi yang benar. 

Hari ini benar-benar sebuah hari yang baru bagi saya. Menjadi seorang guru kelas yang sebenarnya. Setelah sederetan seleksi dengan peserta yang lain, akhirnya saya lolos menjadi seorang guru di SMPIT di bilangan Gatot Subroto.

Saya di beri kesempatan memegang kelas 7 untuk bidang studi matematika. Wuih menegangkan, sangat mendebarkan. Pertama saya masuk saya membayangkan  siswa saya ada banyak, ya minimal 30 orang gitu. Dan tadaaaa…. Hanya 15 orang saudara-saudara, ya setenganya dari pikiran saya. Tak apa bukankah akan menjadi hal yang sangat kondusif jika kelas berjumlah 15 orang. Sangat ideal bahkan. Jadi kita bisa mengetahui kekurangan setiap anaknya. Dan kelas 7 ini hanya dua kelas, so saya tidak terlalu kesusahan untuk mengidentifikasi permsalahan yang di alami oleh murid saya kelak, Insya Allah.

<br>Konsep sekolah ini benar-benmar agak beda dengan sekolah lain. Bedanya ketika saya masuk mereka sudah tahu siapa saya padahal mereka belum pernah bertemu dengan saya sama sekali. Ternyata mereka sudah mendapatkan informasi sebelumnya dari guru wali kelas. Oalaaah… saya memang yang ga tahu (baca error). Perkenalan pertama begiru berkesan selanjutnya terserah anda, lho salah map pembaca saya salah ketik neh, sori. Perkenalan pertama berjalan dengan lancer. Saya mengambil kesimpulan sementara dari dua kelas ini, mereka kalem dan aman terkendali.

Hari kedua mengajar

Setelah pertemuan pertama pastinya ada pertemuan kedua, ketiga, keempat dan pertemuan selanjutnya (kayaknya ga penting saya tulis kalimat ini deh :P). sekarang menginjak pertemuan yang kedua, saya mulai menyampaikan materi yang akan mereka pelajari di smp ini. Ya materi pertama sih mengulang materi yang mereka dapatkan di sd kelas 6, bilangan bulat, pecahan dan teman-temannya.

Penjelasan demi penjelasan mengalir begitu saja. Semua anak meperhatikan dengan seksama. Dari sini saya mengambil beberapa kesimpulan kenapa semua anak focus pada saya. 1) karena ini pelajaran Matematika, 2) gurunya sedikit aneh dalam mengajarkan materi, 3) gurunya lucu sehingga mereka tertarik menyimak, 4) mereka bingun mau naya takut di gampar ga nannya mupeng lebih baik diam, yang ke 5) mereke kini sudah smp. Namun saya pikirkan kembali kayaknya no 5 ga berpengaruh banget deh. Jadi abaikan saja no 5. Baik kita tela’ah satu persatu. Baik anak-anak perhatikan bapak, bapak lho..lho..lho ini bukan lagi ngajar kan???

Kebanyakan siswa apriori dengan matematika. Mereka akan menganggap matematika adalah pelajaran yang susah sehingga akan sulit untuk dipelajari. Anggapan ini salah dan harus segera diobati. Kenapa??? Saya juga awalnya kurang paham. Padahal matematika kan guampaaang bangets (sombong mode on). Dan setalah saya menelaah, menimbang dan memutuskan, ternyata mereka (para murid) menganggap susah matematika. Karena berbagai macam factor.
  • Karena gurunya killer
  • Karena suasana kelas kurang kondusif
  • Buku ajar yang ga relevan
  •  Cara mengajar yang jadul 
  • Mungkin butuh games serta motivasi agar siswa bersemangat dalam belajar
     Itu yang saya simpulkan saat pertama kali mengajar di kelas. Sebenarnya kondisi ini tidak sama dengan sekolah lain, semuanya bermuara pada gurunya. Masih ingat film lascar pelangi. Seorang kepala sekolah yang berfasilitas pas-pasan bisa mencetak murid yang brilian. So guru adalah kehidupan catat itu!