Rabu, 15 Februari 2012

Saat Siswa Jadi Sangat Sensi

Keadilan merupakan hal yang sangat diinginkan saat ini. Bahkan sangat diperjuangkan, dijunjung tinggi, dielu-elukan (maksudnya: elu-elu  gitu :D). semua pihak menginginkan keadilan. Saya juga ingin keadilan, ingin diperhatikan, ingin disapa, tapi belum ada yang sealu menyapa dan memeprhatikan saya hehehehehe… maklum masih single gitu :P

Pembaca yang budiman, beneran deh keadilan itu hal yang sangat sensi untuk dibahas. Saat kita lihat pemerintah sekarang, banyak koruptor maka berbondong rakyat mengelukan tentang keadilan dan mengadili pihat yang menjadi oknum tersebut. Tapi kadang memang tak adil ya?

Nah, keadilan juga selalu menghantui para murid. Selalu merasa tidak diperlakukan adil. Selalu komen saat guru tidak sejalan. Selalu memperhatikan sikap gurunya. Wah perhatian banget muridku itu. Eits jangan salah memperhatikan disini kadang di jadikan alat untuk berkata seperti ini:

“Tuh kan pak fulan juga ngerjain itu!”

“Abis, bu fulanah juga enggak ngelakuin itu kok, jadi saya juga ngikutin guru. Kan kita harus patuh dan menuruti kata guru.”

Ngeles ya… murid murid sekarang pandai ngeles, tapi kenapa ulangannya selalu anjlok padahal pandai ngeles (privat) :)

Berikut hal-hal yang siswa selalu sensi kalo tidak di perlakukan adil:

1. Aturan

kejadian ini sering  banget membuat krodit maka guru kadang dipusingkan oleh hal-hal yang sebenarnya baik untuk murid. sayang murid selalu menganggap itu kekangan. misalkan pakaian dalam haru putih. lalu ada seorang pak guru memakai pakaian dalam berwarna lain. protes. saya bingung kenapa? alasannya
"kan sudah peraturannya pak!" oalaah... ststus murid harus disamakan dengan status gurur ya?

2. Cara Ngajar

pernah ada kejadian  dimana saya sedang mengajar privat sd di bilangan Johar Baru. saya waktu itu mengajar tentang lingkaran. nah pasti deh kalo sudah ketemu lingkaran ketemu sama nilai phi yakni 3,14 atau 22/7. waktu itu saya sajikan dengan cara yang mudah dipahami. saya tanya 

"Kamu ngerti dek?"

"Ngerti kak, tapi gururku bilang gak boleh pake 3,14 tapi haru 22/7"

"Tapi kan sama aja dek. nilai phi itu 3,14 atau 22/7 sama"

"tapi nanti guruku ngasih aku nilai nol kalo ga sama"

seketika aku langsung mupeng. berasa di jaman jebot kalo gini hehehehe... saya setuju kalo hal ini sering diprotes siswa. mengajar harus kreatif dan penuh inovatif sesuai perkembangan jaman.

3. Ucapan Guru dan Tindakan Guru

"Oke pada bab ini materi hitungannnya sedikit dan nyaris gak ada"

 Hati-hati bagi guru matematika saat mengucapkan kata itu. sebab saat kita nanti ngasih ulangan lalu ada soal hitungannya mereka akan bilang.

"Katanya ga ada hitungannya, gimana sih pak? bo'ong neh!"

hm... nak, matematika kan memang harus ada logika dan hitungannya. kadang serba salah ya... jadi galau 

4. Janji

"Pak, kan tatanya mau bawa instrumen buat pelajaran ini. mana?"

"Oh iya bapak lupa."

"Ah, bapak bo'ong mulu"

duh, jadi saya gak boleh lupa ya... nanti deh saya meminang seseorang bisa ngingetin saya. tentang tugas, janji dan segala halnya yang berkaitan dengan murid saya. juga bisa merhatiin saya. menyiapkan segala hal keperluan saya. kapan ya??? saya juga bingung kapan? hehehehe... ah error kembali lagi ketopik pembaca. biasalah kan masih bujangan :D

5. Ngeles

ternyata kalo kita ngeles sama murid maka murid akan membalikkan kepada kita. why??? becoz mereka merasa tidak di pandang adil.


susah ya ternyata menerapkan peraturan pada siswa. tapi mungkin kalo peraturannya itu desesuaikan dengan siswa, lalu siswa di ajak bicara hati ke hati mungkin akan paham dan mengerti kenapa ada peraturan. oh iya jadi ingat perbincangan dengan salah seorang murid.

"Pak kenapa murid itu gak boleh memanjangkan kumis atau jambang. kan bagus, cool"

"Kenapa ya? mungkin karena belum sesuai umurnya"

"Tapi kan kita ga bisa menghalangi kumis dan jambang itu tumbuh. apalagi yang memang bakan tumbuh jambang dan kumis"

"Iya tapi belum saatnya, gini. kamu suka ga lihat temen kamu berantakan"

"suka!"

gubrak!!! saya cari alternatif pertanyaan lain deh

"Atau gini, kamu mau menghadap presiden. peraturannya kamu harus tampil rapi. nah kamu berjambang dan berkumis. di terima ga?"

"Kayaknya seh enggak."

"Kenapa?"

"Ya... karena masa anak kecil berkumis dan berjambang. disangkka bukan anak sekolahan"

"Nah kamu tahu itu. jadi setiap peraturan sekolah itu mengandung kebaikan. hukuman atau apapun itu. bukan untuk menyiksa, membuat tidak adil atau apalah yang kamu asumsikan jelek. nah jikapun ada guru yang ga sama dengan gurur lain dalam peraturan, mungkin hal itu di luar kesengajaan. misalnya pakai dalaman berwarna, mungkin yang putihnya habis atau lagi kotor semua"

"Tapi kenapa kita murid haru selalu patuh."

"Nanti kamu tahu jawabannya pas dewasa. seperti ini misalnya. waktu kamu masih sd kamu menganggap pelajaran sd susah, saat kamu smsp kamu berkata ih itu mudah bangets. nah saat itu kan kamu sudah melampaui masanya sd jadi bisa ngerti. sekarang kamu belum dewasa jadi belum tahu apa kegunaan semua peraturan ini. nanti Insya Allah kalau kamu dewasa kamu paham"

"Oh iya ya pak, maksaih ya pak"

"Sama-sama, nak"

wah saya berbagakat jadi bijaksana ya. semua ini berkat murid saya. pada dasarnya guru kan belajar dari murid juga. memperhatikan, memberi keadilan.

tapi kapan ya... ada yang selalu memperhatikan saya??? kapan-kapan ya... :D

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar