Senin, 06 Februari 2012

Hari Mengajar

Hari Pertama mengajar

Hari ini adalah hari pertama ku masuk sekolah, bukan ini bukan cerita tentang gue yang sekola tapi gue mau ngajar disekola. Eits kok pake kata gue sih, sekarang kan sudah menjadi guru ga sopan jika harus ngomong lu-gue. Jadi mohon tunggu sebentar ganti frequensi menjadi kalimat yang sopan sebagai mana guru semestinya.

Ziiiiiiiiiiiiinnnngngngngngg……

Cek Alhamdulillah saya sudah di frequensi yang benar. 

Hari ini benar-benar sebuah hari yang baru bagi saya. Menjadi seorang guru kelas yang sebenarnya. Setelah sederetan seleksi dengan peserta yang lain, akhirnya saya lolos menjadi seorang guru di SMPIT di bilangan Gatot Subroto.

Saya di beri kesempatan memegang kelas 7 untuk bidang studi matematika. Wuih menegangkan, sangat mendebarkan. Pertama saya masuk saya membayangkan  siswa saya ada banyak, ya minimal 30 orang gitu. Dan tadaaaa…. Hanya 15 orang saudara-saudara, ya setenganya dari pikiran saya. Tak apa bukankah akan menjadi hal yang sangat kondusif jika kelas berjumlah 15 orang. Sangat ideal bahkan. Jadi kita bisa mengetahui kekurangan setiap anaknya. Dan kelas 7 ini hanya dua kelas, so saya tidak terlalu kesusahan untuk mengidentifikasi permsalahan yang di alami oleh murid saya kelak, Insya Allah.

<br>Konsep sekolah ini benar-benmar agak beda dengan sekolah lain. Bedanya ketika saya masuk mereka sudah tahu siapa saya padahal mereka belum pernah bertemu dengan saya sama sekali. Ternyata mereka sudah mendapatkan informasi sebelumnya dari guru wali kelas. Oalaaah… saya memang yang ga tahu (baca error). Perkenalan pertama begiru berkesan selanjutnya terserah anda, lho salah map pembaca saya salah ketik neh, sori. Perkenalan pertama berjalan dengan lancer. Saya mengambil kesimpulan sementara dari dua kelas ini, mereka kalem dan aman terkendali.

Hari kedua mengajar

Setelah pertemuan pertama pastinya ada pertemuan kedua, ketiga, keempat dan pertemuan selanjutnya (kayaknya ga penting saya tulis kalimat ini deh :P). sekarang menginjak pertemuan yang kedua, saya mulai menyampaikan materi yang akan mereka pelajari di smp ini. Ya materi pertama sih mengulang materi yang mereka dapatkan di sd kelas 6, bilangan bulat, pecahan dan teman-temannya.

Penjelasan demi penjelasan mengalir begitu saja. Semua anak meperhatikan dengan seksama. Dari sini saya mengambil beberapa kesimpulan kenapa semua anak focus pada saya. 1) karena ini pelajaran Matematika, 2) gurunya sedikit aneh dalam mengajarkan materi, 3) gurunya lucu sehingga mereka tertarik menyimak, 4) mereka bingun mau naya takut di gampar ga nannya mupeng lebih baik diam, yang ke 5) mereke kini sudah smp. Namun saya pikirkan kembali kayaknya no 5 ga berpengaruh banget deh. Jadi abaikan saja no 5. Baik kita tela’ah satu persatu. Baik anak-anak perhatikan bapak, bapak lho..lho..lho ini bukan lagi ngajar kan???

Kebanyakan siswa apriori dengan matematika. Mereka akan menganggap matematika adalah pelajaran yang susah sehingga akan sulit untuk dipelajari. Anggapan ini salah dan harus segera diobati. Kenapa??? Saya juga awalnya kurang paham. Padahal matematika kan guampaaang bangets (sombong mode on). Dan setalah saya menelaah, menimbang dan memutuskan, ternyata mereka (para murid) menganggap susah matematika. Karena berbagai macam factor.
  • Karena gurunya killer
  • Karena suasana kelas kurang kondusif
  • Buku ajar yang ga relevan
  •  Cara mengajar yang jadul 
  • Mungkin butuh games serta motivasi agar siswa bersemangat dalam belajar
     Itu yang saya simpulkan saat pertama kali mengajar di kelas. Sebenarnya kondisi ini tidak sama dengan sekolah lain, semuanya bermuara pada gurunya. Masih ingat film lascar pelangi. Seorang kepala sekolah yang berfasilitas pas-pasan bisa mencetak murid yang brilian. So guru adalah kehidupan catat itu!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar