Hari Pertama mengajar
Hari ini adalah
hari pertama ku masuk sekolah, bukan ini bukan cerita tentang gue yang sekola
tapi gue mau ngajar disekola. Eits kok pake kata gue sih, sekarang kan sudah
menjadi guru ga sopan jika harus ngomong lu-gue. Jadi mohon tunggu sebentar
ganti frequensi menjadi kalimat yang sopan sebagai mana guru semestinya.
Ziiiiiiiiiiiiinnnngngngngngg……
Cek Alhamdulillah
saya sudah di frequensi yang benar.
Hari ini
benar-benar sebuah hari yang baru bagi saya. Menjadi seorang guru kelas yang
sebenarnya. Setelah sederetan seleksi dengan peserta yang lain, akhirnya saya
lolos menjadi seorang guru di SMPIT di bilangan Gatot Subroto.
Saya di beri kesempatan
memegang kelas 7 untuk bidang studi matematika. Wuih menegangkan, sangat
mendebarkan. Pertama saya masuk saya membayangkan siswa saya ada banyak, ya minimal 30 orang
gitu. Dan tadaaaa…. Hanya 15 orang saudara-saudara, ya setenganya dari pikiran
saya. Tak apa bukankah akan menjadi hal yang sangat kondusif jika kelas
berjumlah 15 orang. Sangat ideal bahkan. Jadi kita bisa mengetahui kekurangan
setiap anaknya. Dan kelas 7 ini hanya dua kelas, so saya tidak terlalu
kesusahan untuk mengidentifikasi permsalahan yang di alami oleh murid saya
kelak, Insya Allah.
<br>Konsep sekolah ini
benar-benmar agak beda dengan sekolah lain. Bedanya ketika saya masuk mereka
sudah tahu siapa saya padahal mereka belum pernah bertemu dengan saya sama
sekali. Ternyata mereka sudah mendapatkan informasi sebelumnya dari guru wali
kelas. Oalaaah… saya memang yang ga tahu (baca error). Perkenalan pertama
begiru berkesan selanjutnya terserah anda, lho salah map pembaca saya salah
ketik neh, sori. Perkenalan pertama berjalan dengan lancer. Saya mengambil
kesimpulan sementara dari dua kelas ini, mereka kalem dan aman terkendali.
Hari kedua mengajar
Setelah pertemuan
pertama pastinya ada pertemuan kedua, ketiga, keempat dan pertemuan selanjutnya
(kayaknya ga penting saya tulis kalimat ini deh :P). sekarang menginjak
pertemuan yang kedua, saya mulai menyampaikan materi yang akan mereka pelajari
di smp ini. Ya materi pertama sih mengulang materi yang mereka dapatkan di sd
kelas 6, bilangan bulat, pecahan dan teman-temannya.
Penjelasan demi
penjelasan mengalir begitu saja. Semua anak meperhatikan dengan seksama. Dari
sini saya mengambil beberapa kesimpulan kenapa semua anak focus pada saya. 1)
karena ini pelajaran Matematika, 2) gurunya sedikit aneh dalam mengajarkan
materi, 3) gurunya lucu sehingga mereka tertarik menyimak, 4) mereka bingun mau
naya takut di gampar ga nannya mupeng lebih baik diam, yang ke 5) mereke kini
sudah smp. Namun saya pikirkan kembali kayaknya no 5 ga berpengaruh banget deh.
Jadi abaikan saja no 5. Baik kita tela’ah satu persatu. Baik anak-anak
perhatikan bapak, bapak lho..lho..lho ini bukan lagi ngajar kan???
Kebanyakan siswa
apriori dengan matematika. Mereka akan menganggap matematika adalah pelajaran
yang susah sehingga akan sulit untuk dipelajari. Anggapan ini salah dan harus
segera diobati. Kenapa??? Saya juga awalnya kurang paham. Padahal matematika
kan guampaaang bangets (sombong mode on). Dan setalah saya menelaah, menimbang
dan memutuskan, ternyata mereka (para murid) menganggap susah matematika.
Karena berbagai macam factor.
- Karena gurunya killer
- Karena suasana kelas kurang kondusif
- Buku ajar yang ga relevan
- Cara mengajar yang jadul
- Mungkin butuh games serta motivasi agar siswa bersemangat dalam belajar
Itu yang saya simpulkan
saat pertama kali mengajar di kelas. Sebenarnya kondisi ini tidak sama dengan
sekolah lain, semuanya bermuara pada gurunya. Masih ingat film lascar pelangi.
Seorang kepala sekolah yang berfasilitas pas-pasan bisa mencetak murid yang
brilian. So guru adalah kehidupan catat itu!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar