Rabu, 25 April 2012

Masalah-masalah Belajar Siswa

 Selamat datang masalah. Hihihi… masalah kok disambut? Ada gitu yang yang suka menyambut masalah. Misalkan masalah menjelma menjadi orang lalu kita bilang,

“Hai masalah lama gak ketemu? Apa kabar?”

“Wah lama ga ketemu sama kamu mas alah?”
??? sebentar nyang ntu mah bukan nanya masalah tapi nanya sama si alah. Cuma pake embel-embel mas. Kumaha???

Oh iya sori, tapi sengaja seh sebenarnya. :D

Bailak pembaca… eh tuh kan salah ketik mulu. Ini juga masalah saya ternyata. Oke kita ulang, Baiklah para pembaca saat ini jam di laptop saya menujukan tanda tanda mau hujan???

Ngaco! Serius ngapa. Nambah masalah mulu deh.

Sori-sori-sori, saya lagi galau…. Ada masalah. Tuh kan ketemu lagi sama masalah. Ternyata memang hidup kita penuh dengan masalah. Ada saja yang membuat saya, atau pembaca merasa ada hal yang mengganjal. Ya… itu masalah.

Nah siswa juga menjadi masalah bagi gurunya. Guru menjadi masalah bagi muridnya. Murid dan guru menjadi sumber masalah. Jadi semuanya pembuat masalah ya… hehehehe….

Hm… kadang sih murid menjadi masalah bagi gurunya. Ada saja ulah murid yang membuat guru kelimpungan. Entah malas belajar kah, terlambat datang sekolah, gak disiplin de el el deh pokoknya. Tapi si murid menjadikan hal itu sebagai masalahnya.

“Kenapa sih pak ini gak boleh itu ga boleh. Lalu bolehnya apa?”

“Kenapa sih pak guru selalu ngomel mulu padahal kan kita sedang berusaha dengan sebaik mungkin.”

“Kenapa sih harus ada aturan?”

“Kenapa gak boleh manjangin rambut. Kan sekarang lagi ngetren gaya kayak gini, gak gaul, pak?!”

Duh…duh…duh ternyata ada missunderstanding kita harus segera mencari penyebab munculnya Missunderstanding itu. Lets cekidot

MISS 1

Miss pertama yang selalu murid alami adalah saat murid tidak memahami petunjuk yang diberikan guru. Penyebabnya banyak, mulai dari gak suka pelajaran, gak suka gurunya dan yang lebih parah gak suka keduanya.

Berapakah yang menyukai keduanya?

“Aduh pak kita sedang membicarakan kendala. Bukan pelajaran himpunan. Gimana seh?”

“Oh maaf pembaca saya hilap. Hapunten pisan nya.” ^_^

Ya masalah yang mendasar adalah berkaitan dengan intruksi guru yang kadang disalah artikan oleh siswa. Kadang siswa selalu terburu-buru menyimpulkan suatu perintah tanpa mau tahu, mungkin ada hal yang ingin disampaikan kepada murid tersebut.

“Tapi kan pak lebih enak kalo diucapkan langsung aja. Ga usah ada rahasia diantara kita. Eaaa….”

“Yap! Bisa saja. Tapi bukan seperti itu juga kaleee….”

“Lantas?”

“Gini guru memberikan tugas secara tidak langsung adalah agar si murid bisa berpikir sebelum bertindak. Kadang pula untuk menguji pemahaman siswa. Atau bisa jadi memang sedang tidak nyambung.”

“Nah pak kalo kebenaran sedang tidak nyambung bagaimana?”

“Ketidak nyambungan itu kan ada tandanya. Misalkan gurunya sedang marah dengan kita jadi beliau agak gak nyambung saat memberikan penjelasan karena terpengaruhi marahnya itu.”

“Hm… seperti itu ya pak”

“Yap!”

Pembaca sekarang nih para murid selalu saja kritis dalam hal yang menurut mereka kurang begitu adil. Jadi mereka akan banyak bertanya hal-hal yang seperti tadi. Akan tetapi potensi kritis ini agak keluru porsinya. Mengkritisi guru atau sekolah memang boleh saja. Namun kritis terhadap pelajaran harus mendapatkan porsi yang banyak. karena selain kita peka terhadap pelajaran kita kita bisa paham apa yang kita ketahui dan menjadi tolak ukur kecerdasan kita akan pelajaran tersebut.

MISS 2

Miss yang selanjutnya ada pada hal pembelajaran. Kita mengenal adanya tugas. Pe-er, makalah, kliping de-el-el yang menurut siswa suatu kekangan dan penjara yang hitam dan pekat. Tidak ada jalan keluar untuk hal ini. Siswa merasa terancam jiwanya. Mereka meringis sakit dengan semua hal ini. Kemudian….

“Lebay pak!”

“Iya terlalu mendramatisir.”

“Oh ya??? Sorilah kalo begitu.”

Baik pembaca saya agak berlebihan :D. masalah yang satu ini mesti ada kesepakan antara guru dan murid. Kadang kala baik dimata murid tak baik di mata guru. Baik dimata guru namun murid merasa diperlakukan tidak adil.

Mari kita luruskan permasalahan ini.

Tugas adalah hal yang mengindikasikan pemahaman siswa. Semakin siswa cermat dalam mengerjakan tugas makan bisa di nilai siswa tersebut memahami pelajaran yang di berikan oleh guru.

“Pak, tapi jiwa seharian itu tugas melulu bosen pak. Math tugas dengan seabgreg rumus. Trus Fisika dengan teori yang njilmet. Belum lagi bahasa Indonesia tentang membuat karangan. De-el-el pokonya pak. Mumet dan bikin pusing.”

“Eits jangan salah ketika kita pusing saat itu otak kita sedang merespon apa yang belum kita kuasai.”

“Eh si Bapak ada aje deh!”

“Beneran lho, saat kita belum bisa memang akan membuat otak berpikir(pusing), saat itu otak sedang membuat jalan-jalannya informasi sehingga saat kita menghadapi permasalah itu lagi otak kita sudah bisa merespon apa yang tepat untuk menyelsaikan permasalahn yang kita hadapi.”

“hm…”

Pembaca yang budiman, tugas adalah hal yang tidak terpisahkan dari pelajaran. Tugas merupakan indicator pemahaman kita.

Adapun Pe-er sebenarnya hanya untuk membuat siswa rajin berlatih. Merangsang keingintahuan dan membantu mereka memahami apa yang kurang mereka pahami. Bukan keharusan seorang guru memberikan pe-er. Tapi kadang kala memang pe-er dibutuhkan. Sebab, pertemuan disekolah sangatlah singkat maka seharusnya siswa lebih bereksplorasi dirumah dengan waktu yang banyak.

“Et dah pak! Di rumah mah bukan untuk belajar. Buat istirahat.”

“Yeee…. Itu mah males aja bikin pe-er.”

“Iya sih pak, habis ga ngerti!”



“Kenapa bilang begitu? Belum dicobakan?”

“Belum seh, tapi tetep ga bisa waktu dulu saya ngerjain pusing sendiri.”

“Masa? Kamunya nyobanya berapa kali?”

“Sekali doang.”

“Yeee ya iyalah makanya ga bisa. Pe-er itu ketika dikerjakan kita harus baca secara cermat petunjuknya. Cari apa masalah yang harus dijawab. Apa yang hilang dari komponen masalah tersebut.”

“Ih rumit bangets pak!!”

“gak kok. Intinya kita gali soal tersebut apa masalahnya.”

“Itu doing?”

“Yap!”

“Baiklah saya coba pak.”

“Bah gitu dong, semangat belajar.”

“Oke deh pak J

MISS 3

Ketidaknyambungan selanjutnya adalah saat siswa menganggap pelajarn susah. Sebenarnya pelajaran itu tidak susah. Hanya saja otak kita tidak menyetujui dan tidak menerima pelajaran saat pelajaran tersebut berlangsung. Siswa yng tidak menyukai pelajaran tertentu secara tidak sengaja memerintahkan otaknya khususnya limbic, untuk menutup. Sehingga otak tidak bisa merespon apa yang disampaikan oleh guru.

“Masa sih pa?”

“He-eh.”

“Kok bisa, simak deh copasan dari tetangga sebelah ini”

Adalah sistem limbik dan bagian lain di tengah otak yang masih sangat misterius. Wilayah ini bertanggung jawab terhadap fungsi luhur yang sangat erat terkait dengan emosi seseorang. Sikap jujur, adil, pemaaf, mencintai, membenci, sedih, gembira, dan menderita diatur mekanismenya di wilayah bagian tengah otak ini. Termasuk di dalamnya adalah amygdala sebagai pusat ingatan emosi

Pernah ingat bagaimana guru sd menjelaskan sesuatu sampai kita paham benar. Hapal benar raut mukanya? Nah semua itu berkat kerja system limbic. So berusaha untuk menyukai hal apapun yang berhubungan dengan pelajaran. Tetap semangat.


Miss-miss di atas hanya sebagian kecil saja yang yang sering terjadi di sekitar kita. Apapun masalahnya. Mari kita sambut masalah. Sebab dengan masalah waktu sd kini saat kita smp masalah sd gampang bangets. Begitupun seterusnya saat kita sma masalah smp terlihat seperti sesuatu hal yang cemen. Oke tetap semangat belajar.

2 komentar: